CINTA DIAM DALAM PERSAHABATAN (AKU DIA DAN KAU)
Namaku Chika, umurku 16 tahun. Aku bersekolah disalah satu SMA favorit dikota Bandung. Pagi ini adalah hari pertama aku masuk diSMA itu, sebelumnya aku tercatat sebagai salah satu siswa diSMA 3 Solo. Namun, aku pindah keBandung karena pekerjaan orang tuaku. Sebenarnya aku berat hati meninggalkan kota Solo, karena disanalah aku memiliki banyak pengalaman hidup.
Sebelum pukul 07.00 aku segera bergegas untuk mengayuh sepedahku kesekolah baruku. Aku berharap disana aku menemukan teman baru yang baik. Setelah aku memarkir sepeda kayuhku, aku segera mencari kelas baru, yakni dikelas IX IPA 2, namun saat aku mencari kelas itu. Ada salah satu siswa yang menyapaku
“hai,,,, anak baru ya?” tanya dia padaku. Aku pun menjawabnya
“hai,, juga. Iya aku anak baru?. Dia kembali bertanya padaku
“lagi cari kelas baru ya? Kelas berapa?
“ iya aku lagi mencari kelas baru, di IX IPA 2, boleh aku ditunjukkan kelasnya ? pintaku.
“ oh IX IPA 2? Itu kelasku juga ayo kita kesana bersama.”
Diperjalanan menuju kelas baruku, aku berkenalan dengan salah satu siswa dikelas IX IPA 2 yang akn menjadi teman sekelasku. Dia bernama Sherly kumala putri. Biasa dipanggil sherly. Kebetulan wali kelasku menyurhku duduk bersama Sherly. Aku pun merasa senang bisa kenal dan akrab bersama dia. Setelah aku berkenalan didepan kelas aku pun mengikuti pelajaran.
Lonceng bunyi istirahatpun terdengar diseluruh penjuru sekolah, aku dan sherly pun segera pergi kekantin,
“ ca, kekantin yuk aku dah lape nih!” pinta sherly padaku.
“ iya sher sama, yuk kita kekantin” jawabku
Dikantin banyak teman-teman yang menggoda dan menyindirku,
“ ehh, ada anak baru tuh,, gayanya... “ olok salah satu kakak kelas disamping kantin.
“udah chik, jangan dimasukkan hati, biasa kakak kelas gitu “ sahut sherly.
“ iya sher, nggak apa-apa kog, udah biasa. Namanya juga anak baru “ jawabku.
Setelah beberapa menit dikantin, aku dan Sherly kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Kini pelajaran Kimia, pelajaran yang sering membuat setiap anak jenuh karena banyak hafalan dan membingungkan. Tapi, berbeda denganku, aku sangat menyukai pelajaran ini. Disaat disuruh maju kedepan kelas aku bergegas maju dan mengerjakan tugas dari ibu guru didepan kelas. Semua teman-teman salut padaku.
“ eh ternyata, dia pintar kimia juga ya” kata salah satu teman sekelas chika.
“ iya ya, pintar juga. Pasti nanti ujung-ujungnya dia jadi anaknya Mrs kiler tuh” jawab salah satu temannya lagi.
“ wah kamu anak baru, tapi sudah mengerti dan pintar mengerjakan soal ini, saya salut pada kamu “ puji guru kimia yang kiler itu.
“ terima kasih bu,” jawabku dengan lirih.
Ternyata 40 menit telah berlalu, kini giliran lonceng tanda pulang berbunyi. Setelah berdoa, semua siswa pulang kerumah masing-masing.
“sher, aku pulang dulu ya, sampai ketemu besok. Kalau kamu mau maen kerumahku, maen aja ya” Pamitku pada sherly.
“ iya chik, sampai ketemu besok juga ya. Ya kalau aku ada waktu pasti aku maen kerumahku.” Jawab sherly.
Aku pun segera pergi keparkir sepedah untuk mengayuh sepedahku pulang kerumah. Aku sangat senang sekali, akhirnya aku bisa mengakhiri hari ini dengan gembira meski ada beberapa celaaan dari orang lain. Setelah 15 menit berlalu, akhirnya aku sampai didepan gerbang rumah berwarna abu-abu yang sederhana dan dihiasi berbagai macam bunga hias. Itulah rumah baruku yang akan kutinggali selama papaku bertugas dikota Bandung ini.
Papaku bekerja disalah satu kantor nasional, setiap 5 tahun aku dan keluarga harus pindah kekota lain untuk mengikuti papaku. Karena papa selalu pindah kekota besar diindonesia setiap 5 tahun sekali. Sampai umurku 16 tahun aku sudah pindah selama 3 kali, disurabaya, solo dan Bandung.
Sesampainya dirumah, mama dan adik sudah ada didepan televisi, aku segera menghampiri mereka,
“ mama, aku pulang” salamku pada mama.
“iya sayang, gimana hari pertama disekolah baru?” tanya mama padaku.
“ aku cukup senang ma, banyak teman yang baik padaku dan sering membantuku meski aku anak baru dikelas itu” jawabku.
“syukurlah Ca, mama ikut senang dengarnya” kata mamaku.
“ iya ma, caca juga senang. Ma laper nih ?” kataku.
“ iya sana ganti baju dulu, mama dan adik nunggu diruang makan ya?” jawab mamaku.
“ okhe mam, sssibbbb” jawabku.
Aku segera bergegas pergi kekamarku, tepatnya dilantai 2 rumahku. Aku ganti baju dan segera pergi keruang makan untuk makan bersama mama dan adikku. Sambil makan, aku,mama, dan adik saling tukar pengalaman tentang hari pertama menghabiskan waktu dikota baru. Ternyata sama-sama senang dan gembira bisa mendapatkan banyak pengalaman baru.
“sayang, sekarang waktunya tidur siang. Adik sama kakak tidur siang ya?” pinta mama padaku dan adik.
“iya ma, Rara tidur sama kakak ya?” jawab adikku.
“ iya kita tidur dikamar kakak yuk?” sahutku.
Saat aku dan adik tidur siang, mama membersihkan taman dan rumah. Maklumlah, kita tak punya pembantu. Jadi, semua serba dilakukan sendiri. Itu sebabnya aku tak boleh menggantungkan semua pekerjaanku pada orang lain. Semua anggota keluarga, sudah mempunyai tugas masing-masing mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
Jam didinding kamarku menunjukkan pukul 16.30 itu waktunya aku dan adik harus bangun dari tidur siangku. Setelah bangun aku segera mandi dan sholat. Seusai sholat gini giliranku untuk menyapu rumah dan halaman.
“wahh,,, rumahku ternyata nyaman juga ya” celotehku sendiri.
“duuuhh.. anak mama kog nglamun terus” sahut mama.
“nggak kog ma, cuman ngrasain aja hidup disini nyaman juga” jawabku pada mam.
“ ya sayang, mama juga merasakan itu.” Pendapat mama tentang rumah baru kami.
“ ma, papa pulang kapan?” tanyaku pada mama.
“mungkin sebentar lagi Ca, kantor papa dari sini kan lumayan jauh.” Kata mama.
Setelah berbincang-bincang sama mama, bel mobil pun terdengar didepan gerbang. Aku pun segera bergegas untuk membukakan pintu gerbang. Ternyata papaku yang datang dari kantor.
“haii sayang...” kata papaku sambil membuka pintu mobil.
“hai juga papa. Caca kangen sama papa” jawabku sambil sedikit manja pada papaku.
“ duhh caca, manja banget. Perasaan baru 1 hari nggak ketemu papa tapi udah kangen.” Jawab mama dari belakang.
“mungkin mama juga kangen sama papa” sahut papa ngledek mama
Setiap hari, suasana seperti itu terasa dirumah sederhanaku, kami selalu bercanda dan memecahkan masalah bersama. Apapun itu masalahnya. Itu sebabnya, kemanapun papaku pindah tugas. Kami sekeluarga selalu ikut. Mataharipun segera tenggelam, setelah sholat berjamaah dirumah. Aku dan adik segera pergi keruang belajar. Dirumahku ada 1 ruang khusus untuk belajar.
2 jam sesudah selesai belajar, kami sekeluarga berkumpul diruang keluarga.
“ma,pa, caca tidur dulu ya. Soalnya besok ada jam pelajaran pagi!” pamitku pada mama dan papa.
“iya sayang, tidur sana. Lagian udah malam juga. Moga mimpi indah ya.” Jawab mama dan papa sambil mencium keningku.
Aku pun segera bergegas pergi kekamarku untuk istirahat. Malam pun berganti pagi dengan cepatnya. Pagi-pagi aku harus mandi dan membantu mama untuk menyiapkan sarapan pagi. Setelah semuanya siap kami pun berkumpul diruang makan untuk sarapan bersama, sebelum beraktifitas. Beberapa menit pun berlalu, aku segera bergegas pergi kesekolah dengan sepeda kayuhku. Papa pergi kekantor, dan mama pergi mengantar adik diTK kompleks rumah.
Saat aku mengayuh sepedahku kearah sekolah, tiba-tiba motor besar menyrempetku. Aku pun marah-marah padanya, untungnya dia mau menolongku.
“eh kamu ni gimana sih, bisa nggak bawa motor?” ucapku padanya dengan nada tinggi.
“iya-iya ma’aff, aku nggak sengaja” jawabnya dengan muka tanpa salah.
“ apa? Ma’af? kata ma’af nggak bisa membuat sepedah kesayanganku kembali seperti semula.” Jawabku dengan emosi.
“ terus aku harus gimana?” tanyanya padaku.
“ gimana? Ya kamu harus memperbaiki sepedahku. Aku ni sekarang ada jam pelajaran pagi, ini aja udah telat 5 menit. Kamu harus tanggung jawab.” Jawabku dengan menggerutu.
“iya, aku pasti tanggung jawab. Tapi ya sama aku juga ada jam pelajaran pagi, jadi aku nggak bisa memperbaiki sepedahku sekarang.” Jawabnya dengan menatapku.
“La terus aku harus gimana?” tanyaku dengan sedikit kebingungan.
“Ya udah sepedahmu tinggal sini aja, kamu bareng sama aku. Kita kan sekolahnya sama, gimana?”pintanya padaku.
“ya udah deh. Daripada dapat hukuman” jawabku dengan menunduk.
Akhirnya aku dan dia pun berangkat bersama dengan motor besarnya. Dia adalah siswa kelas XI IPA 1, yang kelasnya berada tepat disamping kelasku. Rio itulah nama cowok yang baru saja menyerempetku dijalan sewaktu aku mau berangkat sekolah. Saat dijalan aku dan dia pun berkenalan dan saling minta ma’af. Rio pun memaklumiku karena aku adalah anak baru disekolah itu.
Setelah 10 menit perjalanan dengan motor, akhirnya aku dan rio masuk digerbang sekolah. Dan segera bergegas pergi kekelas masing-masing. Dikelasku, sudah ada guru fisika yang sudah memberi pelajaran pada teman-temanku. Bangku kosong hanyalah bangkuku.
“duhh,, anak baru. Ketinggalan nih?”sindir salah satu temanku.
“mungkin sepedahnya rusak tuh? “ sahut teman lainnya.
“sudah-sudah kok pada ribut. Kamu anak baru? Nggak tau peraturan pada saat jam saya?” tanya ibu guru padaku.
“ma’af bu, tadi ada masalah dengan sepedah saya. Saya sudah tahu bu peraturannya.”jawabku sambil menundukkan kepala.
“terus, udah tau hukumannya kalau terlambat?” tanya guru killer itu padaku.
“ma’af bu, saya belum tahu” jawabku dengan pelan.
“sana pergi kelapangan basket dibawah tiang bendera sambil hormat kearah mataharii.” Sahut beberapa teman dari belakang.
“ya, lakukan itu sampai jam pertama saya selesai. Setelah it temui saya diruang guru” tegas guru itu.
“baik bu, akan saya laksanakan.” Jawabku.
Aku pun segera bergegas pergi kelapangan basket didepan kelas XII, ternyata disana Rio sudah berdiri dibawah tiang bendera lebih dulu. Aku pun segera menghampiri Rio.
“ rio, kamu ngapain disini?” tanyaku pada rio
“ aku dihukum chik sama guru matematika, karena telat masuk lebih dari 5 menit. Kamu sendiri? Tanya rio kembali padaku.
“aku juga dihukum sama guru fisika sampai nanti jam pertama selesai.” Jawabku sambil sedikit nangis.
“udah, nggak usah nangis. Sudah biasa sekolah ini memberlakukan tata tertib disiplin dan dilarang telat masuk kelas.ambil hikmahnya aja, ini kan panas pagi jadi bisa menyehatkan badan kita.” Jawab rio dengan sedikit memberiku pengertian.
“Iya bener juga katamu” jawabku singkat.
Setelah bel jam pelajaran selesai, aku dan rio segera pergi keruang guru untuk menemui guru masing-masing. Setelah selesai lapor pada guru masing-masing. Rio pun mengajak chika pergi kekantin. Dikantin mereka bercanda berdua. Disana juga chika bertemu sherly.
“duhh panas ya.” Kataku pada Rio
“ iya nih chik, panas banget.. minum dulu yukk?” ajak rio.
“ eh chika ditungguin dikelas udah disini,” sherly mengagetkanku.
“heheehe. Ma’af ya sher. Soalny tadi aku kepanasan habis dihukum jadinya terus kekantin deh” jawabku mencoba memberi pengertian sherly.
“ya udah aku duluan ya chik, sher” pamit Rio padaku dan sherly.
“ owhh.. iya hati-hati ya” jawabku.
Setelah pulang sekolah Rio pun kerumahku untuk memperbaiki sepedahku yang dia tabrak pagi tadi. Setelah menungguku sekitar 5 menit diruang tamu, kami pun pergi kebengkel sepedah didepan kompleks. Sambil menunggu sepedahku diperbaiki, aku dan Rio pun ngobrol banyak tentang kepribadian masing-masing dan saling bertukar pengalaman. Gara-gara sepedah kayuh yang ditabrak Rio, mereka berdua lebih akrab dan saling mengenal masing-masing.
Beberapa jam setelah menunggu sepedaku sambil bergurau, akhirnya sepeda kesayanganku pun selesai diperbaiki oleh teknisi bengkel tersebut. Aku pun semakin senang karena aku bisa pergi kesekolah dengan sepeda ini lagi. Aku dan rio pun pulang kerumah masing-masing. Dirumah aku dan rio pun sering BBM an, SMS, FB,twitter an bareng. Kami pun sering bercanda bersama.
Awalnya, tak kusadari kalau mungkin ini yang dinamakan C.I.N.T.A. karena selama ini, aku belum pernah berhubungan yang serius dengan lawan jenis. Karena dulu, aku bersekolah dilingkungan yang religius. Itu menyebabkanku jarang berkomunikasi dengan lawan jenis seperti ini.
Hari demi hari, waktu demi waktu. Aku selalu menghabiskan waktu luangku bersama Sherly sahabatku dan Rio teman dekatku. Beberapa teman mengira bahwa aku telah berpacaran sama rio. Karena melihat kedekatanku pada Rio. Tapi, mereka salah. Aku dan Rio tak ada hubungan apapun selain sahabat dekat.kemana pun kita pergi pasti bertiga.
Malam itu, Rio mengajakku pergi kemall diujung kompleks. Aku pun tak lupa mengajak Sherly. Setelah Rio menjemputku dirumah, kami pun segera menjemput sherly dirumahnya.
“ assalamualaikum” salamku dan rio dirumah sherly
“wa’alaikumsalam, masuk!” terdengar jawaban dari dalam rumah.
“malem tante, sherly ada?” tanyaku pada mamanya sherly
“malem juga sayang. Iya ada, lagi dikamar. Tante panggilin dulu ya.” Jawab tante ina.
“hai ca, hai rio” sapa sherly padaku dan Rio.
“hai juga, yuk kita berangkat sekarang keburu malem.” Ajakku pada sherly.
“ iya okhe yukk kita berangkat” jawab sherly penuh semangat.
Dimobil Rio tampak diam dan selalu memandang kearah Sherly. Tapi hal itu tak kusadari. Sesampainya dimall kita bertiga makan malam disebuah restaurant paling terkenal dimall itu. Sambil ngobrol dan bercanda bersama. Terlihat Rio pun semakin akrab bersama Sherly. Tak canggung-canggung, kami pun selalu berjalan bertiga. Baik disekolah maupun diluar sekolah.
Beberapa hari terakhir ini, Rio jarang menghubungiku. Aku semakin curiga, ada apa dengan Rio. Apa mungkin dia sudah mempunyai pacar baru. Beberapa pertanyaan muncul dibenakku. Tapi aku mencoba berfikir positif. Malam itu pun aku BBM an sama Sherly. Aku menceritakan apa yang aku rasakan padanya. Karena aku anggap, Sherly adalah sahabat sekaligus saudaraku sendiri.
Ternyata, malam itu sherly lagi jalan sama Rio, tanpa sepengetahuanku. Sherly mengakatakan padaku,
“udah ca, sabar aja. Mungkin Rio lagi sibuk atau gimana”
“ya juga sihh. Ya udah deh nggak apa-apa. Aku juga bukan siapa-siapanya Rio. Tapi, aku sangat mencintainya.” Jawabku pada sherly
Hari minggu pagi aku pergi kesekolah untuk latihan dance bersama teman-temanku. Sherly pun juga ikut. Setelah lama kita latihan, sherly izin padaku untuk pergi ketoilet. Tiba-tiba BB sherly bunyi. Tak sengaja aku pun membuka BBM sherly. Ternyata Rio yang mengirim BBM pada sherly. Aku pun terkejut, dan tak menyangka. Bahwa mereka telah berpacaran. Kenapa sherly tega mengkhianatiku.
Ternyata mereka telah berpacaran sebelum aku masuk SMA ini, dan untuk menyelamatkan persahabatanku, aku memutuskan untuk melupakan Rio, meskipun itu pedih dan sakit.
0 komentar:
Post a Comment