Monday, 29 June 2015

7 Fakta Ilmiah yang Menjelaskan Tentang Cinta

Kata orang, cinta tak bisa dijelaskan dengan kata-kata  Tak ada orang yang mengerti apa dan bagaimana cinta itu. Ciyeeeeh 

Akhirnya beberapa upaya ilmiah pun dilakukan di abad modern ini untuk mengetahui apa itu cinta sebenarnya, dan hasilnya cukup Boombastis fantastis loh  . Yuk kita simak! 

1. Cinta dan Kimia










Secara ilmiah, cinta ternyata sama kayak perasaan lapar dan haus. Hanya cinta terasa lebih kuat dan lebih permanen  Ketika kamu jatuh cinta, maka otak akan melepas beberapa zat seperti Pheromone, Dopamine, Norepinephrine, Serotonin, Oxytocin, dan Vasopressin. Semua zat ini memberikan rasa bahagia, senang, dan euphoria. Hampir sama dengan narkoba 


Kebalikannya, ketika kita patah hati, otak mengaktifkan beberapa daerahnya yang biasanya berhubungan dengan rasa sakit di tubuh, dan malah mirip juga ama rasa ketagihan heroin. Bahkan dalam kondisi patah hati yang parah, tubuh manusia melepaskan beberapa unsur kimia yang dapat melemahkan jantung, dan pada akhirnya dapat mengakibatkan serangan jatung dan mendatangkan kematian. Hal ini disebut “Broken Heart Syndrome”. 


2. Detak Jantung Pasangan bisa Sama


Jika kamu punya pasangan, dan kalian saling cinta. Coba deh saling tatap selama 5 menit, dan jika ada gunakan alat monitor jantung. Kalian akan kaget saat mengetahui bahwa dalam 5 menit ini kedua jantung kalian akan mulai sinkron dan pada akhirnya berdetak secara bersamaan! 
Hal ini sudah dibuktikan secara ilmiah loh. Tapi yang belum terjawab adalah mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi.


3. Orang Pintar Pun Jadi Bodoh Karena Cinta


Saat jatuh cinta beneran, kita biasanya selalu memikirkan si dia. Tiap hari, tiap saat. Pengen tahu dia sedang apa, mikirin kita apa nggak, dll. Seolah-olah kita begitu terobsesi pada dirinya. Setelah diteliti, ternyata fenomena yang timbul pada otak memang sama persis dengan mereka yang mengalami sindrom Obsessive Compulsive Disorder (OCD).  
Terbukti juga bahwa saat jatuh cinta dengan dalam, manusia mengalami berkurangnya kontrol kognitif. Dalam kata lain, kamu jadi BODOH, saat jatuh cinta. Jadi jangan heran kalo kamu tau-tau gak bisa konsen, gak bisa mikir, gak bisa garap soal di kelas, atau kerjaan kantor hanya karena sedang jatuh cinta. 

4. Philophobia


Tau gak bahwa semua hal di dunia ini selalu memiliki penyakit “phobia”nya. Ternyata cinta ada juga phobianya. Namanya Philopobhia.
Penyakit ini membuat orang untuk takut jatuh cinta. Biasanya karena trauma masa lalu, atau ada yang salah dengan kimia di otaknya. 

5. Cinta Dapat Menyembuhkan Sakit


Cinta emang bisa nyembuhin sakit loh. Bukan sakit hati aja. Tapi sakit kepala, sakit gigi, atau sakit encok. Kenapa? Karena perasaan cinta membuat otak melepas hormon Oxytocin yang berfungsi sebagai painkiller. 
Jadi inilah alasan kenapa tubuh kita jadi kerasa lebih enakan saat dipeluk oleh orang yang kita sayangi. Bahkan cukup dengan mandangin fotonya saja, bisa ngilangin rasa sakit loh. Kalo gini caranya, dokter bisa gak laku nih. 


6. Cinta Punya Banyak Nama


Berbeda dengan kondisi lain yang dialami manusia, cinta sangat kompleks. Kalo kita sedang lapar, ya lapar aja. Laparnya jadi ilang kalo kita makan. Tapi kalo cinta beda. Kita bisa punya cinta terhadap keluarga, terhadap teman, hewan piaraan, pacar, selingkuhan, dll.
Semua ini sangat kompleks dan tidak mudah dijelaskan. Karena itu orang di yunani jaman dulu memiliki nama yang berbeda-beda untuk cinta. Seperti “Storge” untuk cinta keluarga, “Philia” untuk cinta terhadap teman, “Eros” untuk cinta romantis, dan “Agape” untuk cinta pada Tuhan.

7. Cinta itu ternyata Emang Complicated!


Sebelum kita bisa jatuh cinta pada seseorang, kita harus attracted (tertarik) dulu kepada orang itu. Tanpa ketertarikan itu seseorang tak mungkin jatuh cinta. Lucunya ketika seseorang merasa tertarik, bagian otak yang menjadi aktif adalah otak kiri. Sedangkan ketika sudah jatuh cinta, maka yang aktif adalah otak kanan.
Alasan untuk bisa tertarik sebenarnya sangat subyektif. Tetapi umumnya faktornya berada di wajah, bentuk tubuh, dan kesamaan-kesamaan tertentu seperti hobby, pekerjaan, dll. Tetapi para ahli mengatakan bahwa para pasangan tidak boleh memiliki terlalu banyak kesamaan, karena akan mengalami kebosanan, dan juga tidak boleh memiliki terlalu banyak perbedaan karena akan merasa terasing. Nah bingung kan? 



0 komentar:

Post a Comment